Innalillahi wa inna ilaihi rojiu'uun Kiai Haji Raden (KHR) Mahfudz Hamid, Ketua Pimpinan Pusat Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Wafat
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kabar duka menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor atas wafatnya Kiai Haji Raden (KHR) Mahfudz Hamid, Ketua Pimpinan Pusat Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor. Beliau meninggal dunia pada Rabu, 25 Desember 2024, sekitar pukul 00.57 WIB, setelah terjatuh di kamar mandi di kediamannya.
Almarhum merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar di Maron, Purworejo, Jawa Tengah. Jenazah beliau dimakamkan pada hari yang sama, pukul 11.00 WIB, di kompleks pesantren tersebut. Sekretaris Jenderal GP Ansor, A. Rifqi Al Mubarok, menyampaikan bahwa keluarga besar GP Ansor, termasuk Ketua Umum H. Addin Jauharudin, turut berduka cita dan mendoakan agar amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT.
KHR Mahfudz Hamid, yang akrab disapa Gus Apud, dilantik sebagai Ketua PP MDS Rijalul Ansor untuk masa khidmat 2024-2029 pada 1 September 2024 di Jakarta. Rijalul Ansor adalah salah satu badan otonom GP Ansor yang berperan dalam mengembangkan potensi keagamaan dan kepemimpinan pemuda Nahdlatul Ulama, khususnya dalam memperkuat wawasan kebangsaan, keislaman, dan ke-NU-an.
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, almarhum dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam. Pesantren yang beliau pimpin menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di Purworejo, dengan ribuan santri yang menimba ilmu di sana. Kepemimpinan beliau di pesantren ditandai dengan pengembangan kurikulum yang integratif antara ilmu agama dan pengetahuan umum, serta penekanan pada pembentukan karakter santri yang berakhlakul karimah.
Kabar wafatnya KHR Mahfudz Hamid tidak hanya mengejutkan keluarga besar NU dan GP Ansor, tetapi juga masyarakat luas yang mengenal kiprah dan dedikasi beliau dalam dunia pendidikan dan dakwah. Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, pejabat pemerintah, hingga masyarakat umum yang pernah merasakan langsung manfaat dari pengabdian beliau.
Dalam sebuah pernyataan, Ketua Umum GP Ansor, H. Addin Jauharudin, menyampaikan bahwa wafatnya KHR Mahfudz Hamid merupakan kehilangan besar bagi organisasi dan umat Islam pada umumnya. Beliau berharap agar seluruh kader GP Ansor dapat meneladani semangat dan dedikasi almarhum dalam menjalankan tugas-tugas organisasi dan pengabdian kepada masyarakat.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal GP Ansor, A. Rifqi Al Mubarok, mengajak seluruh anggota dan simpatisan GP Ansor untuk mendoakan almarhum serta melanjutkan perjuangan beliau dalam mengembangkan potensi keagamaan dan kepemimpinan pemuda NU. Beliau menekankan pentingnya menjaga semangat persatuan dan kesatuan dalam organisasi, sebagaimana yang selalu ditekankan oleh almarhum semasa hidupnya.
Pondok Pesantren Al Anwar, yang diasuh oleh almarhum, dikenal sebagai salah satu pesantren yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di Purworejo. Selain fokus pada pendidikan formal dan non-formal, pesantren ini juga sering menjadi tuan rumah berbagai acara keagamaan, seperti pengajian akbar, seminar, dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama dan keterampilan para santri serta masyarakat sekitar.
Kiprah KHR Mahfudz Hamid dalam dunia pendidikan dan dakwah tidak hanya diakui di tingkat lokal, tetapi juga nasional. Beliau sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum dan seminar keagamaan, serta aktif dalam berbagai organisasi keislaman yang berfokus pada pengembangan potensi pemuda dan penguatan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan bermasyarakat.
Wafatnya KHR Mahfudz Hamid meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, santri, dan masyarakat yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan hidup dan perjuangan beliau. Namun, semangat dan dedikasi beliau dalam mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya para kader GP Ansor, untuk melanjutkan perjuangan beliau dalam membangun masyarakat yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing.
Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa-dosanya, dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya. Amin ya Rabbal 'alamin.
Tidak ada komentar untuk "Innalillahi wa inna ilaihi rojiu'uun Kiai Haji Raden (KHR) Mahfudz Hamid, Ketua Pimpinan Pusat Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Wafat"